[JEPANG] 5 JAJANAN WAJIB COBA DI TOKYO PART 1
Di masa pandemi ini, semua trip yang sudah saya rancang sampai bulan Mei terpaksa harus saya batalkan. Salah satunya adalah trip ke Jepang bulan Maret lalu yang ternyata bikin patah hati banget. Semua tanggal dan itin sudah saya tulis dan saat itu saya merasa orang paling beruntung, karena tanggal kepergian saya bertepatan dengan full blooming sakura di Kyoto. Tahun ini saya punya target buat sakura-an di Osaka karena pingin banget piknik alias hanami di bawah pohon sakura sambil bawa jajanan dari konbini. Sayangnya, semua berakhir jadi khayalan doang.
Dengan batalnya saya pergi ke Jepang, saya jadi rindu banget untuk pergi ke sana. Entah kenapa, Jepang itu salah satu negara yang bisa bikin saya homesick padahal tinggal di sana paling lama juga seminggu 🤣 Walapun sudah 4x bolak-balik Jepang, destinasi saya baru seputar Tokyo dan Osaka, nggak pernah lebih dari itu. Sebenarnya banyak banget hal yang harus saya tulis mengenai trip-trip saya yang super seru, tapi kita mulai dulu deh ya dengan jajanan wajib coba di kalo kalian mampir ke Tokyo.
Tamago (Rolled Omelette)
Mungkin bisa dibilang ini adalah telur gulung ala Jepang karena dijualnya pun di pinggir jalan. Saya menemukan telur gulung ini di Tsukiji Outer Market dengan harga ¥100 (Rp. 13.000) saja. Telur ini nggak halal karena dimasak menggunakan semacam minuman keras atau bumbu yang sangat mempengaruhi rasanya. Rasa telur ini nggak hanya sekadar telur tapi rasanya manis-asam nagih. Kalau dicoba sekali emang rasanya agak aneh karena dominan rasanya manis dan rasa telurnya hilang. Walaupun terlihat kecil, telur ini cukup ngenyangin karena tebal banget. Sempet mikir makan pake nasi enak juga sih kayaknya biar rasa manis dari telurnya sedikit tenggelam dengan rasa nasi.
Ichigo (Strawberry)
Lah? Strawberry doang? Apa spesialnya? Spesialnya adalah strawberry Jepang itu super manis dan super gede-gede. Kemarin saya belinya di pinggir jalan karena nggak sempat ke supermarket. Warnanya merah menggoda banget minta digigit, tapi ya harganya emang rada mahal. 1 box strawberry yang kira-kira isinya cuma 10pcs dibanderol dengan harga sekitar ¥1000 (Rp. 130.000-an). Bisa dibilang lebih mahal dibandingin harga seporsi nasi di Yoshinoya, tapi buat cobain mah wajib beli biar nggak penasaran.
Omu Rice Onigiri
Siapa di antara kalian yang doyan Omu Rice? Tos dong! Omu Rice sebenarnya nasi goreng yang dimasak menggunakan saus tomat dan dibungkus dengan omelet, jadi memang rasa nasi goreng ini cenderung ke asam. Warna nasi gorengnya pun juga cenderung kemerahan akibat saus tomat yang banyak. Mungkin buat kamu yang nggak doyan saus tomat atau makanan yang rada asem bakal skip jajanan yang satu ini, kalo saya mah buat sarapan tiap pagi. Tapi akhirnya bosen 🤣 Eh yang saya makan tiap hari bentuknya tuh udah dalam onigiri gitu dan belinya cuma ada di Sevel. Iya, cuma ada di Sevel, di Famima alias Family Mart nggak ada dan harganya sekitar ¥120 (Rp. 15.000-an). Pernah nemu di konbini kecil namanya New Days yang ada di stasiun tapi ternyata lebih asem dan menurut saya lebih enak. Rasa onigiri yang di Sevel lebih light, aman lah buat nyoba. Kalo lagi nggak males, biasanya saya suka panasin di microwave sekitar 10 detik. Mantap! Onigiri ini cuma bisa ditemuin di Tokyo, di Osaka nggak bakal nemu onigiri varian ini.
Pork Broth Onigiri
Nah, masih dalam edisi onigiri, ini ada onigiri seasonal yang cuma ada saat autumn atau winter. Onigiri ini nggak halal soalnya isinya daging babi cincang dan juga dimasak dengan menggunakan kaldu babi. Suprisingly, rasanya nggak bikin eneg atau nggak kebabian (apeu). Rasanya normal aja dan nggak gurih yang terlalu over. Emang sih baca nama makanannya aja udah agak mengerikan kayak babi-ception, tapi ternyata rasanya sangat menyenangkan. Rasanya dominan gurih ditambah dengan telur yang 3/4 mateng, jadi saat digigit nasinya telurnya ikut meleleh di mulut. Amis? No. Entah kenapa telur di Jepang nggak ada bau amisnya sama sekali. Kaldu babi yang kayaknya disiram ke nasinya juga udah super nyerap dan ada dominan rasa manisnya. Kayak nasi goreng kecap tapi nggak semanis itu. Menurut saya rasa onigiri ini cukup balance, nggak ada rasa yang terlalu dominan dalam satu gigitan. Kalo diibaratin, ini kayak makan nasi campur versi simple.
Nah, masih dalam edisi onigiri, ini ada onigiri seasonal yang cuma ada saat autumn atau winter. Onigiri ini nggak halal soalnya isinya daging babi cincang dan juga dimasak dengan menggunakan kaldu babi. Suprisingly, rasanya nggak bikin eneg atau nggak kebabian (apeu). Rasanya normal aja dan nggak gurih yang terlalu over. Emang sih baca nama makanannya aja udah agak mengerikan kayak babi-ception, tapi ternyata rasanya sangat menyenangkan. Rasanya dominan gurih ditambah dengan telur yang 3/4 mateng, jadi saat digigit nasinya telurnya ikut meleleh di mulut. Amis? No. Entah kenapa telur di Jepang nggak ada bau amisnya sama sekali. Kaldu babi yang kayaknya disiram ke nasinya juga udah super nyerap dan ada dominan rasa manisnya. Kayak nasi goreng kecap tapi nggak semanis itu. Menurut saya rasa onigiri ini cukup balance, nggak ada rasa yang terlalu dominan dalam satu gigitan. Kalo diibaratin, ini kayak makan nasi campur versi simple.
Pocky Peach Strawberry
Sepertinya, ini juga snack yang seasonal dan nggak bisa ditemuin di semua musim Jepang. Saya nemuin ini pas bulan Oktober yang menjelang autumn dan Desember menjelang winter. Pocky ini bisa dibeli di konbini atau Donki dengan harga yang dibanderol ¥200-an (Rp. 30.000-an). Pocky ini nggak single package, tapi ada sekitar 5 bungkus lagi yang masing-masing isinya ada 10pcs. Pockynya juga beda nggak kayak pocky yang di Indonesia, biskuit sticknya lebih gendut-gendut dan juga siraman gulanya lebih tebal. Rasanya rasa buah peach yang dominan manis, namun ada sedikit rasa strawberry yang kalau digigit rasanya agak sedikit asam. Overall, ini pocky terenak versi saya, karena saya nggak begitu suka yang strawberry aja atau yang matcha. Campuran peach-strawberry ini menurut saya perpaduan yang pinter sih soalnya rasa manis-asem terasa seimbang dalam 1 gigitan.
Sepertinya, ini juga snack yang seasonal dan nggak bisa ditemuin di semua musim Jepang. Saya nemuin ini pas bulan Oktober yang menjelang autumn dan Desember menjelang winter. Pocky ini bisa dibeli di konbini atau Donki dengan harga yang dibanderol ¥200-an (Rp. 30.000-an). Pocky ini nggak single package, tapi ada sekitar 5 bungkus lagi yang masing-masing isinya ada 10pcs. Pockynya juga beda nggak kayak pocky yang di Indonesia, biskuit sticknya lebih gendut-gendut dan juga siraman gulanya lebih tebal. Rasanya rasa buah peach yang dominan manis, namun ada sedikit rasa strawberry yang kalau digigit rasanya agak sedikit asam. Overall, ini pocky terenak versi saya, karena saya nggak begitu suka yang strawberry aja atau yang matcha. Campuran peach-strawberry ini menurut saya perpaduan yang pinter sih soalnya rasa manis-asem terasa seimbang dalam 1 gigitan.
Sebenernya masih banyak jajanan di Jepang khususnya Tokyo yang wajib kalian cobain. Nggak hanya makanan, banyak juga minuman dari vending machine yang juga wajib kalian cobain. Yah, tapi nanti kita sambung di bagian kedua biar nggak kepanjangan ya.
Buat yang mau ke Tokyo, boleh dicatet dulu nih rekomendasi saya yang (semoga) tidak mengecewakan. Buat yang kangen Tokyo kayak saya, sabar ya. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan kita bisa liburan seenak jidat lagi. See you dan happy holiday! Oh ya hit me on Instagram kalau mau ada yang ditanyakan, sampai saat ini saya nggak bisa balas komentar 😠 [Chrissila Jessica]
Comments
Post a Comment